BAKTI KESEJUKAN HATI SANG PENJAJA ES
“Kasihan lihat mama. Dari mengandung sampai membesarkan cari nafkah sendiri, tidak ada yang membantu. Ya, terimakasih mama sudah mengurus saya, sudah mencari uang sendiri, tanpa kata capek.”
Ketiadaan sosok seorang ayah, membuat Mila menjadi bocah mandiri. Sembari bersekolah, ia mengasuh sang adik & berjualan es demi membantu sang ibu mencari rezeki.
Alamat :
Kampung Citangtu RT 6/5
Desa Citangtu, Kec. Pangatikan
Kab. Garut, Jawa Barat
CP : Kang Ayi 0852 2344 2211
Untuk anak seusia mila, dia termasuk anak yang luar biasa. ia adalah murid berprestasi di sekolah dasarnya, dan mendapatkan peringkat kedua dikelasnya, ia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara, namun malang nasibnya ia sudah ditinggalkan bapaknya sejak usianya enam bulan, ia mempunyai satu kakak lelaki dan juga adik laki-laki yang masih balita. Adik lelaki mila dilahirkan dari bapak yang berbeda dari mila dan kakaknya, sama seperti mila adiknya juga ditinggal pergi oleh bapaknya atau dari suami kedua ibunya sejak usia enam bulan,dan tidak ada yang tahu keberadaannya.Sedangkan kakak lelakinya masih bersekolah di sekolah dasar yang sama dengan mila dan sekarang duduk dibangku kelas enam kini sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri untuk ujian nasional, kakaknya juga merupakan anak yang berprestasi disekolah, dibuktikandengan prestasinya menjadi juara umum. kini mereka hanya hidup berempat dan saling mengandalkan satu sama lain, kondisi ibunya yang juga memprihatinkan dengan kondisi fisiknya yang tidak sempurna kakinya yang pincang ia bekerja keras membanting tulang sebagai kepala keluarga dan juga sebagai seorang ibu untuk menafkahi ketiga anaknya dengan berjualan sayur matang berkeliling dari kampung ke kampung untuk menjajakkan jualannya, utungnya tak seberapa, karena ibu ini tidak mengambil untung yang banyak hanya 200 rupiah persayur,agar setiap harinya ada orang yang terus membeli. untungnya ia mempunyai anak yang berpengertian tinggi, tidak ingin melihat ibunya bekerja keras membanting tulang sendiri mila membatu ibunya dengan berjualan gorengan dan juga pisang es yang diambilnya dari orang lain kemudian ia memasarkannya,mila memanfaatkan setiap waktu kosongnya untuk membantu sang ibu, seperti ketika istirahat jam sekolah ia menjual dagangannya kepada teman-temannya. meskipun tak jarang anak-anak yang mengejeknya "gembel" karna harus berjualan dan memakai sepatu yang bolong kesekolah,ia tetap berjualan, bukan hanya itu saja, mila harus menjaga sang adik yang masih balita bergantian dengan kakaknya,bahkan ia membawa sang adik bersekolah, guru-guru yang melihat merasa iba karena kondisi keluarga mila, sehingga adiknya diperbolehkan untuk dibawa kedalalam kelas asalkan tidak mengganggu proses belajar, namun ada beberapa guru yang tidak memperbolehkan mila mengasuh adiknya didalam kelas, sehingga mila tidak membawa adiknya didalam kelas. namun akhir-akhir ini mila lebih banyak mengambil alih untuk mengasuh adiknya lantaran sang kakak harus berkonsenterasi pada pelajarannya untuk menghadapi ujian nasional, kesulitan yang harus dihadapi mila yaitu ketika sedang belajar dan sang adik menangis, ia harus meninggalkan pelajarannya sementara dan menggendong adiknya agar berhenti menangis. dagangan mila terkadang tidak langsung habis di sekolah, namun jika jualannya pada hari itu tidak laku, sepulang sekolah mila melanjutkan berjualan di lingkungan rumah, sering ia bertemu dengan anak seusianya yang bermain setelah pulang sekolah, namun ia harus bekerja membantu ibunya, itu semua bukan karna paksaan dari ibunya namun ia sendirilah yang ingin melakukannya, meskipun untung dari jualannya hanya 200 atau 400 rupiah, asalkan bisa untuk membantu meringankan beban ibunya, tuturnya. sedangkan dirumah kakaknya melakukan tugas seperti mencuci, menyetrika dll. saya berharap mila dan kakaknya jangan putus sekolah dan bisa bersekolah tinggi, karena mereka adalah anak-anak yang cerdas, sehingga kondisi keluarga mereka nantinya bisa lebih baik dari sekarang. untuk mencapai kesuksesan kita harus berjuang karna ada pepatah berakit-rakit kita ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit terlebih daluhu bersenang-senang kemudian. semoga saja mereka tidak pernah menyerah menghadapi kehidupan ini, dan selalu berada pada jalan yang benar. semoga sepenggal kisah perjalanan hidup mila ini dapat menginspirasi kita semua dan memotifasi serta mensyukuri berkat tuhan kepada kita selama ini. kisah ini mengispirasi saya untuk tetap semangat bagaimana dengan kamu??
https://www.facebook.com/pages/ORANG-PINGGIRAN-TRANS7/224861154196102
jika mau tau lebih secara teori tentang penderitaan berikut:
Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan.
Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan likuliku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
Kekalutan Mental
Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.
Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative.
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara lain :
1. Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materi
Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. SIkap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lainlain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar